Showing posts with label pacar. Show all posts
Showing posts with label pacar. Show all posts

Sunday, September 16, 2007

'Ban Serep'...

Beberapa minggu yang lalu, saya berbincang-bincang dengan beberapa teman di bawah sebuah pohon yang cukup rindang ditemani semilir angin yang rasanya bagaikan di pinggir pantai (salah seorang mengatakan ‘semilire puooollll...’) ditemani seorang dosen yang kebetulan tidak ada kerjaan (hehe...). Perbincangan kami sebenarnya tentang organisasi kami, dan hal-hal menyangkut hal itu. Setelah cukup perbincangan tersebut, maka seperti biasa jika kami sudah bertemu dan ngobrol, perbincangan akan mulai berpindah ke hal-hal lain yang entah penting atau tidak.

Perbincangan hari itu membawa kami ke pembicaraan tentang pacar. Si dosen yang kebetulan sudah berumur (namun belum juga menikah) mengatakan bahwa mendobel pacar itu boleh saja. Siapa tahu suatu saat putus dengan satunya, jadinya kan sudah siap dengan penggantinya. ‘bukankah mobil punya ban serep sebagai ganti’ begitu katanya. Saya pun terkekeh dan menimpali, ‘setuju pak, ban serep itu perlu’. Suasana menjadi riuh antara setuju dan tidak setuju atau tawa kekeh yang memenuhi seantero bawah pohon rindang (hehe...).

‘Ban serep’... ehm... perlukah? Apakah perlu memiliki atau setidaknya menyiapkan pacar lain selain si dia? Lalu bagaimana menyikapinya?

Masing-masing orang mempunyai kebijakan tersendiri untuk dirinya. Dan masing-masing orang mempunyai alasan tersendiri untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya. Pacar lain atau ‘ban serep’ memang sebuah fenomena yang tidak jarang ditemui baik cewek maupun cowok. Memiliki pacar labih dari satu entah bertujuan sebagai ban serep atau sebagai wujud ingin disebut sebagai orang yang memiliki predikat pacarnya banyak. Hehe...

Memiliki ‘ban’ satu saja adalah hal yang cukup, dengan begitu pengaturan kehidupan dan pembagian jatah akan terasa mudah dan tidak akan menimbulkan keributan yang cukup berarti pada akhirnya. Dengan memiliki satu ‘ban’ maka akan mudah merawat dan menjaganya. Tidak ada perasaan berdosa karena harus membohongi satu untuk hal lainnya. Tidak ada kesulitan pembagian waktu dan hal lain pula. ‘ban’ yang cukup satu akan membuat kehidupan lebih indah, karena dunia hanya milik berdua, dengan memiliki ‘ban serep’ maka dunia akan menjadi milik berbanyak. Hehe...

Jika alasan ‘ban serep’ adalah sebagai ganti ketika ‘ban’ yang satu sudah tidak bisa diselamatkan, itu alasan yang bagus. Namun, dunia akan terasa lebih menantang jika ketika ‘ban’ sudah tidak ada dan usaha untuk mendapatkan kembali dilakukan. Akan lebih menantang jika anda harus mencari penggantinya melalui proses yang cukup memakan waktu daripada jika anda sudah punya ‘serep’nya.

Jika ada yang mengatakan, lha wong mobil saja punya ‘ban serep’, bahkan motor vespa saja punya kok... maka saya akan bertanya, apakah anda mau jika disamakan dengan ban (tyre)? Jawabnya ada di dalam hati anda, dan jangan lupa ini adalah sebuah wacana. ‘asa anyaj’alallahu hadzhihi nafi’ah – ahmadMuhajir.

Wednesday, July 25, 2007

Pacarku Di Sini, Pacarmu...?

Pacar, saya yakin anda mengerti dan tahu bagaimana dan apa itu. Bahkan anak Taman Kanak-kanak pun dengan mudah mengatakan bahwa dia tahu apa itu pacar. Definisi pacar itu sendiri bermacam-macam, didefinisikan oleh siapa dan dari sudut pandang mana. Ada yang mengartikan bahwa pacar adalah seseorang yang disayangi, dikasihi, dicintai dengan segenap jiwa dan hati. Ada pula yang mengartikan bahwa pacar adalah kekasih yang menenteramkan jiwa. Apapun definisi pacar, jika ditarik benang merah, maka pacar atau kekasih dapat diartikan sebagai seseorang, yang dicintai, dikasihi, disayangi, berharga, penting dan merasa tenang jika berada di sisinya, di dekatnya sehingga ketika jauh akan terasa kehilangan.

Apakah pacar itu perlu? Jawabannya bisa perlu, bisa tidak. Dalam konteks yang sejujurnya dan murni, pacar adalah seseorang yang dicintai, dan dikasihi kemudian merasa tenang dan merasa kehilangan bila jauh darinya, sehingga pacar adalah bisa diartikan sebagai penenteram jiwa di kala sedih dan nelangsa. Sebuah penenteram adalah sesuatu yang seharusnya dimiliki untuk menutupi kesedihan dan rasa kesepian yang kadang-kadang menjalar. Namun, pada kenyataannya pacar justru bukan menjadi tempat yang seharusnya. Pacar malah dijadikan tempat menumpahkan rasa marah, pacar justru menjadi tempat untuk direpotkan. Pacar bahkan dijadikan tempat untuk menumpahkan rasa kebencian kepada orang lain. Dan lain sebagainya…

Jika pacar itu perlu, maka sebaiknya bagaimana?

Pernahkah anda mendengar teman anda yang punya pacar nun jauh di sana sejak lulus SMP dan hingga saat ini dia kuliah memasuki tahun ketiga? Pernahkah anda mendengar, kawan anda yang berpacaran dengan teman sekelas kuliahnya, namun baru dua bulan putus? Tidak penting sih, apakah anda pernah mendengar atau tidak. Lagipula, anda juga belum tentu peduli to? Hehehe… namun, tidakkah anda bertanya-tanya, mengapa si A yang pacarnya di luar pulau langgeng, dan si B yang pacarnya di depan mata setiap hari, malah cepet error-nya?

Dalam dunia pacar dan pacaran serta memacari, ada beberapa jenis pacaran yang diantaranya adalah pacaran aa si A, yaitu pacaran jarak jauh, dan pacaran ala si B, pacaran tanpa jarak. Hehehe… setelah melalui penilaian yang cukup memakan waktu, saya bisa menyimpulkan beberapa hal.

Pacaran jarak jauh atau pacaran ala si A. Pacaran ini bisa langgeng karena antara satu dan satunya lagi saling memiliki rasa kepercayaan yang kuat. Walaupun mereka hanya bertemu setahun sekali, namun dengan kepercayaan yang diberikan masing-masing pihak, maka antara satu dan satunya lagi tidak mudah untuk melakukan hal bodoh yang berakibat tidak bagus pada hubungan mereka. Selain itu, masing-masing pihak yang telah diberikan kepercayaan menjaga kepercayaan tersebut, dan tidak menyalahgunakannya untuk hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, sehingga nantinya mereka akan terlihat – maaf – tolol. Hal lain yang mendukung langgengnya pacaran gaya ini adalah jarangnya komunikasi. Mengapa? Bukankah komunikasi adalah sesuatu yang penting dalam hal hubungan? Betul. Komunikasi adalah sesuatu yang amat sangat penting sekali dalam hubungan. Namun, komunikasi yang berlebihan akan menimbulkan reaksi yang berlebih pula. Ketika si Ce terlalu sering berkomunikasi dengan si Co, maka akibatnya bukan hubungan makin erat, namun si Co akan merasa terlalu dimata-matai oleh si Ce. Dengan demikian, maka akan timbul kejengkelan yang mengakibatkan error-nya sebuah hubungan. Dan selanjutnya kepercayaan yang diberikan akan disalahgunakan untuk hal – maaf – bodoh yang tidak seharusnya dilakukan. Si Co yang sebenarnya menaruh kepercayaan yang besar pada si Ce, dengan jiwa mudanya maka bisa saja akhirnya dia melakukan hal yang tidak patut dilakukannya. Komunikasi, jika dikatakan sebagai hal yang amat sangat penting sekali dalam hubungan, maka saya katakan benar sekali. Namun, komunikasi yang berlebihan akan menimbulkan hal yang justru bisa sangat buruk sekali.

Dengan gaya pacaran ala si B atau pacaran tanpa jarak sebanrnya memiliki rumus yang sama. Sebab-sebab yang mengakibatkan hubungan yang tidak langgeng adalah ketidakpercayaan yang ditimbulkan masing-masing pihak. Dengan overprotected yang diberikan pada masing-masing pihak, maka satu dan satunya lagi merasa dirinya tidak dipercaya untuk memegang apa yang sudah seharusnya menjadi tanggung jawabnya. Memang sih, pacaran tidak harus dipertahankan hingga ke jenjang pernikahan. Tapi, bukan sebuah kesalahan jika orang yang sudah dicintai dan disayangi dibawa ke pelaminan kan..? bertemu dan berkomunikasi setiap hari bukanlah komunikasi yang berlebihan jika disikapi secara dewasa. Dengan bertemu setiap hari, seharusnya masing-masing pihak justru semakin mengerti apa yang tidak seharusnya dilakukan agar tidak membuat si dambaan hati pergi dan tak kembali. Dengan komunikasi setiap hari, seharusnya masing-masing pihak menjadi semakin lengket dan nempel kayak perangko. Sayangnya, sifat dasar manusia yang salah satunya menonjol adalah kebosanan pada satu hal. Sehingga komunikasi yang terlalu sering – setiap saat – bisa mengakibatkan kebosanan. Tapi, saya akan merasa aneh jika dan merasa bosan pada apa yang anda cintai. Hehehe…

Pacaran jarak jauh, pacaran tanpa jarak, bukanlah sebuah masalah jika dihadapi dengan dewasa. Jujur saja, memang ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pacaran. Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk dilakukan, dan hal-hal yang perlu diperhatikan untuk tidak dilakukan agar tidak menjadi bodoh. Kalau sifat dasar manusia diantaranya adalah kebosanan pada satu hal, maka saya akan merasa aneh jika anda merasa bosan pada apa yang anda cintai. Hehehe… Kalau saya boleh berpesan, bagi anda yang memiliki pacar, baik jauh maupun dekat, sayangi, kasihi, cintai pacar anda dengan sepenuh hati jika anda merasa akan kehilangan bila dia hilang dari kehidupan anda. Jika anda berpacaran hanya karena biar tidak dikatakan kuper dan bloon, sebaiknya anda berpikir bagaimana jika adik anda diperlakukan demikian. Bagi anda yang tidak berpacaran, jomblo bukanlah sebuah aib. Justru jomblo adalah saat agar anda belajar lebih banyak memahami lawan jenis sebelum anda menjalin hubungan. ‘asa an yaj’alallahu hadzhihi nafi’ah – ahmadMuhajir.