Tuesday, July 17, 2007

Alhamdulillah, aku seorang pelupa...

Belakangan ini saya disibukkan oleh banyak kegiatan seiring hampir berakhirnya masa kepengurusan dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan yang saya ambil. Saat-saat itulah saya harus banyak meningat hal yang sepertinya memang susah sekali saya ingat. Sering terjadi, ketika saya harus menyampaikan pesan kepada teman saya, saya lupa apa yang harus saya sampaikan. Sejujurnya saya tidak lupa semuanya, saya ingat bahwa ada pesan yang harus disampaikan, sayangnya, saya benar-benar tidak ingat apa yang harus saya sampaikan.

Ketika saya akhirnya menyerah dengan pesan yang harus saya sampaikan, saya melakukan kegiatan lain dan harus membiarkan pesan tersebut tak tersampaikan. Dan saat saya tidak sedang bersama si sasaran pesan, dengan mudahnya pesan tersebut muncul di pikiran sehingga saya mengingatnya. Seiring berjalannya waktu, saya bertemu lagi dengan si sasaran pesan. Dan untuk kesekian kalinya saya lupa pesan tersebut. Kejadian berulang yang akhirnya membawa saya kepada kebosanan.

Percayakah anda pada zodiak? Bahwa seorang Leo adalah memiliki watak yang keras? Dan seorang Taurus adalah seorang pelupa yang tiada duanya? Tidaklah penting untuk diketahui anda percaya atau tidak. Terlahir sebagai seorang Taurus, ternyata memang saya benar-benar seorang pelupa sebagaimana cerita yang saya kemukakan.

Kadang-kadang saya merasa menjadi orang yang paling tolol di dunia ini mengingat saya begitu banyak melupakan hal yang seharusnya saat itu saya ingat. Saya menyesal menjadi seorang pelupa dan tidak mudah mengingat hal-hal yang seharusnya penting. Namun, alhamdulillah, saya bersyukur ternyata saya bukan satu-satunya pelupa di dunia ini. Beberapa diantaranya mengalami hal yang sama, pelupa.

Mencoba mengatasi penyesalan karena terlahir sebagai seorang pelupa, kamipun berdiskusi hal-hal yang sering kami lupakan. Hingga akhirnya si teman saya ini, memberikan inspirasi yang luar biasa hingga saya tersadar dari penyesalan dan akhirnya saya berkata, yang akhirnya membuat dia tertawa karena merasa lucu, ‘Alhamdulillah, saya seorang pelupa…’ Mengapa?

Sebagai manusia biasa yang bergaul dengan banyak orang, kadang-kadang saya juga melakukan kesalahan. Dan begitu pula sebaliknya, kadang-kadang, yang mungkin tanpa mereka sengaja, mereka membuat kesalahan yang kadang membuat saya murka. Alhamdulillah, karena saya seorang pelupa, saya cepat melupakan kesalahan mereka. Kesalahan yang mereka buat menguap seperti air laut pada siang hari.

Dengan cepat terlupakan kesalahan yang mereka buat, maka saya terbebas dari rasa dendam, rasa benci yang berlebihan, rasa dongkol yang terpendam dan abadi sepanjang zaman. Hingga, saat teman-teman meminta maaf atas kesahalan yang akhirnya mereka sadari, saya bilang ‘Memangnya kamu salah apa? Kapan? Tentang apa? Sepertinya saya sudah lupa, dan sebaiknya kamu juga melupakannya’. Hehehehe… saya jadi merasa menjadi orang yang sedikit wise.

Begitulah, ketika saya melupakan beberapa hal akhir-akhir ini, dan hal itu bukan sesuatu yang memang harus saya ingat, bahkan memang seharusnya saya lupakan, saya selalu mengingat perkataan yang terinspirasi dari teman saya, ‘Alhamdulillah, saya seorang pelupa…’

Kawan-kawan, setiap apapun kekurangan dan kelebihan yang kita miliki, saya meyakini selalu ada banyak hikmah yang harus dipelajari lebih lanjut. Kekurangan bukanlah sesuatu yang harus disesali dan dihina, kekurangan selalu memiliki hikmah yang bahkan mengandung kelebihan yang mungkin belum terpikirkan. ‘asa an yaj’alallahu hadzhihi nafi’ah – ahmadMuhajir.

0 comment(s):